16/08/15

(7) Teman Tapi Mesra?

Aneh, hari ini gue gak dapat kabar sama sekali dari dia, ada yang ingin gue tanyain.

Setelah seharian gue hubungi, akhirnya dia "PING!" Tepat pukul 22.00 WIB. "Eh kampret, kemana aja sih lu? Gue mau nanya serius sama lo, malah susah banget sih dihubungi!" Nada gue panik, kesel, dan sedikit tidak terkontrol.

"Wessss, kalem cek, ada apa nih?"

***
HARI ini perkuliahan terasa sangat lambat, banyak obrolan yang tidak menyenangakan seharian ini. Banyak orang yang bikin gue risih dengan berbagai pertanyaan di kampus.

Sial, masih ada 3 SKS lagi jam 3 sore, plis god bisa cepetin gak sih jam nya?

Hari ini benar-benar lamban, seperti kura-kura yang beradu kecepatan dengan kelinci. Seperti bulan yang menantikan untuk muncul, padahal matahari baru terbit. Seperti bintang yang ingin bersinar di belakang awan hitam. Lalu, seperti pelangi yang menantikan hujan lekas turun.

Hari ini gue gak konsen belajar dan akhirnya milih buat kabur, PHP janji yang udah gue buat dengan dosen pembimbing. Gara-gara si goblok Anton!

Anak dari bapak Syahid yang berhasil bikin gue binggung seharian ini, harus jawab apa? Harus merespon gimana? Kali ini dia pergi dengan segudang teka-teki, dia hilang komunikasi, dan membiarkan gue kemlimpungan sendiri disaat harus menjawab semua pertanyaan dari para mahasiswa dan dosen.

"Apa yang harus gue jelasin? Sumpah gue gak tau," hanya kalimat itu yang bisa gue ucapkan untuk saat ini.

Anton anak yang cukup terkenal di kampus, dengan selera humor yang baik dan berparas 'ehem' pantas kalo banyak yang menanyakannya. Dari tingkat 1-4, semua fakultas, dan semua dosen. "OMG, masalah apa yang dia buat lagi???" Kalo liat emot di bbm yang orang marah dengan wajah merah dan ada asep putih di atasnya, nah, itu ekspresi gue sekarang!

"Mony, si Anton mau nikah ya? Pantesan dia ngilang udah sebulan ini," pertanyaan yang gue sendiri gak tau harus jawab apa, karena gue emang gak tau kabar soal itu.

"Mon, status di BBM si Anton kok 'kejar setoran buat modal nikah' dan belum diganti sampai sekarang, itu serius?."

"Mony, Anton titip absen karena dia mau nikah?" Kali ini dosen pembimbing gue yang nanya, o em ji, si kutu lagi yang ditanya, bosen gue.

Setelah sekian lama akhirnya Anton bisa dihubungi, dan lu tau responnya seperti apa? Dia hanya tertawa terbahak-bahak tanpa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Eh, goblok, gue serius!"

"Apa yang lu lakuin udah bener, terus aja kayak gitu ya, bikin mereka binggung."

"Lu gak pernah mikirin gue ya dari dulu, lu selalu nyusahin gue nton, dari soal keluarga, kuliah, temen-temen lu, fans lu, cewek lu, dan semua urusan pribadi tentang elu! Semua lu selalu limpahin ke gue, plis nton, buat kali ini aja gue gak mau diribetin dengan urusan elu!"

"Cek, lu kenapa sih? Kok tumben jadi marah-marah gini?"

"Karena gue cape!"

Entah kenapa gue benar-benar ingin menajuhinya untuk selamanya, karena gue gak bisa nerima kenyataan kalo dia bakal nikah sama yang lain? Karena gue siap ditinggalin dia dulua? Atau karena apa? Gue binggung.

Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar