Teruntuk Keluargaku
#BRGS. Aku
menyebut kalian adalah keluarga. Ya, sekumpulan orang yang dipertemukan dari
berbagai latar belakang sikap hingga wilayah. Kalian adalah para wanita yang memiliki kedua sisi, maskulin dan feminim. Karena kalian suka sekali sepakbola, kopi, pemberitaan, petualangan, kerja keras, sepatu skets, heals dan makeup.
Kalian adalah wanita yang bisa diajak bicara tentang apapun. Pembicaraan terkonyol hingga diskusi serius. Catatan paling penting adalah kalian tetap menjadi diri sendiri, sehingga aku pun tak segan untuk menjadi diri sendiri.
Kalian bisa memposisikan diri, maka tak heran jika semakin asyik berbicara dengan kalian hingga lupa waktu.
Lucu memang, kita hanya
berbincang melalui sebuah akun media sosial, disana kita berbagi banyak hal. Disana
kita saling mengkritik dan memberikan masukan. Aku, aku adalah orang yang
banyak terbantu dengan kehadiran kalian.
Aku tau, banyak sikap buruk ku yang
kalian tak sukai, bahkan aku sempat pergi dalam beberapa bulan karena sifat
buruk ku tersebut. Tapi tau kah kalian, bahwa ternayata kalian pula yang
menyadarkan ku bahwa aku sudah cukup ketergantungan dengan kehadiran kalian.
Kehadiran #brgs menjadi viral di komunitas, banyak yang mencaci dan memaki kita, karena mereka tidak tau siapa kita. Tapi, kita tetap enjoy dengan keadaan, bahkan selalu menggap senang jika ada yang mengira kita berbeda. Menjadi berbeda sangat mengasyikan, betul kan? Banyak sekali yang mencari kita akhirnya. Haha.
Kalian
adalah 15 orang yang membuat ku banyak perubahan, meskipun tak secara
signifikan. Aku berusaha untuk memperbaiki diri dari semua masukan yang kalian
berikan.
Hanya kalian yang mampu membuat ku tertawa terbahak-bahak
tengah malam, hanya kalian pula yang mampu membuatku terharu dengan sikap
respect yang kalian miliki dan yang paling penting hanya kalian lah yang tau
siapa sebenarnya aku.
Menari, menyanyi, bergosip, berenang, jalan-jalan dan semua
hal yang ingin aku lakukan bersama kalian. Kalian adalah keluarga kedua ku. Terima
kasih karena sudah menerima ku kembali dengan segala kekurangan ku. Kita tumbuh
menjadi lebih dewasa bersama-sama ya, apapun yang terjadi.
Salam,
penanida.