26/08/12

Aku dan Grandmom


GRANDMOM” panggilku kepada nenek yang paling aku cintai di suatu pagi. Kalian cukup panggil aku Zalla, aku sangat deket sama nenekku dan aku sering manggilnya Grandmom. Inilah ceritaku dan Grandmom, bermula dari delalapan tahun yang lalu.
penulis cerpen/Nida Khairiyyah @khairiyyah94 
”Grandmom, Za gak mau di anterin Grandmom.. Za malu tau di anterin sama nenek tua kayak Grandmom,” ucapku dengan tidak sadarnya, walaupun aku sering mengucapkan kata yang terkadang menyakitkan hati tapi Grandmom gak pernah memarahiku apalagi memukulku dan tau kah kalian Grandmom selalu berkata apa kepadaku? “Kalo Zalla gak mau di anterin sama Grandmom gak papa, Grandmom gak pernah maksa Zalla tapi Zalla mau berangkat sama siapa sekolahnya,” jawab Grandmom dengan lembutnya.
Saat itu aku juga binggung sih mau berangkat sama siapa soalnya aku hanya tinggal berdua sama Grandmom. “Zalla udah kelas tiga Grandmom, Zalla bisa pergi sendiri kok lagian banyak temen Zalla yang berangkat sendirian,” jawabku yang semakin ketus.
Grandmom lagi-lagi hanya tersenyum melihat ku. ”Ya udah, kalo itu mau Zalla silahkan
aja,” ujar Grand Mom sambil memberiku beberapa uang receh untuk ongkos dan jajan di sekolah.
“Za berangkat,” ujarku sambil mengambil uang yang di berikan Grandmom, aku pun langsung berangkat tanpa menoleh ke arah Grandmom lagi, selama di perjalanan aku sangat gembira karena berhasil lepas dari Grandmom untuk hari ini. “Hai temen-temen,” sapaku yang tidak biasanya.
“Wah, si anak nenek udah datang nih,” ledek salah seorang temenku yang setiap harinya selalu meledekku karena aku selalu di anterin sama Grandmom. “Mana nenek lu Za? Biasanya suka ada id belakang lo,” tambahnya yang semakin buat ku geram. ”Hari ini gue gak sama Grandmom, kenapa? lo kangen ya sama Grandmom gue?” timpalku tanpa rasa takut.
”Iya nih gue kangen banget sama nenek lo pengen ngehina lagi, oh iya nenek lu kemana emangnya? apa jangan-jangan udah mati ya?” ledek temanku yang semakin keterlaluan, aku pun langsung menghampirinya dan memukulnya dengan sekuat tenaga, beberapa temanku bukan mereraikan malah memanasin kita berdua, akhirnya kami pun makin kuat berantemnya (ala perempuan yang suka saling menarik rambut) hehe.. sampai kami pun di reraikan oleh wali kelas dan di jewer hingga ke ruang guru.
Ada yang bisa menjelaskan ke ibu tentang peristiwa tadi?” tanya seorang guru dengan tatapan yang tajam, aku dan temanku langsung membela diri sendiri secara bersamaan dan hal hasil kami makin menambah keributan yang ada. ”STOP,” teriak guruku yang berhasil membuatku diam dan menundukan kepala. ”kalian selalu aja berantem, sadar dong kalian kan temen satu kelas masa suka berantem? besok panggil orang tua kalian dan suruh menghadap ibu, mengerti?”
”Iya bu,” jawabku yang seakan bersalah. ”Bagus, sekarang kalian masuk kelas dan ibu gak mau mendengar kalian ribut lagi,” kita berdua pun langsung keluar dan kembali ke kelas.
Setelah pulang sekolah aku langsung menghampiri Grandmom yang sedang sibuk di dapur. ”Wah, cucu Grandmom udah pulang, tadi gak papa kan di jalanya?” tanya Grandmom dengan nada hasnya. ”Besok Grandmom di panggil ibu guru, katanya ada yang mau di bicarain,” ucapku yang tidak menghiraukan pertanyaan Grandmom tadi.
Dan esok harinya aku dan Grandmom pergi secara terpisah, dan sama seperti kemarin temanku langsung meledekku tapi hari ini aku tidak melawannya. ”Kenapa lo Za gak ngelawan? takut ya di marahi nenek lo?” ucap temanku yang semakin tidak mengontrol ucapannya.
Selama di sekolah aku dan Grandmom tidak bertemu sama sekali, kami bertemu di rumah setelah aku pulang sekolah. ”Tadi bu guru ngomong apa?” tanyaku yang penasaran sesampainya di depan pintu rumah.
”Gak ngomong apa-apa kok,”  jawab Grandmom yang buat ku curiga. ”Serius ih mom, tadi bu guru ngomong apa ke Grandmom?” desakku. Namun Grandmom hanya tersenyum. ”Tadi bu guru cuman minta ke Grandmom agar lebih mengajarkan sopan santun ke kamu, agar kamu gak berantem terus di sekolah,” jawab Grandmom dengan begitu santainya.
”Grandmom gak bohong kan?” tanyaku kembali, dan lagi-lagi Grandmom hanya tersenyum. “Udah ah, kamu makan gih abis itu kerjain PR dan tidur siang,” suruh Grandmom yang seolah tak mau memperpanjang.
Enam tahun berselang, aku dan Grandmom masih saja belum akur malahan sifat aku menjadi-jadi setelah aku lulus SMP di salah satu SMP terpopuler di Jakarta. “Mau masuk SMA/SMK nak?” Tanya Grandmom.
“SMA aja,” jawabku ketus.
“Kapan daftarnya?” Tanya Grandmom yang semakin penasaran. “udah daftar, Grandmom tinggal siapin uang aja buat sekolah aku,” jawabku yang semakin tidak sopan.
“SMA mana emangnya nak,” Tanya nenekku kembali.
”Aduh Granmom, banyak tanya deh Zalla pusing tau besok Zalla mau di tes di SMA yang Zalla mau entar kalo Zalla keterima pasti Zalla kasih tau Grandmom,” ujarku sambil berlalu pergi.
Dua minggu kemudian pengumuman masuk ke SMA di umumkan dan Zalla termasuk di dalamnya. ”Yes, akhirnya aku masuk juga ke SMA Indonesia Jakarta,” teriakku dengan spontan setelah membaca pengumuman itu.
Akupun bergegas pulang karena tak sabar untuk memberitau Grandmom, dan saat di rumah. ”Grandmom aku masuk ke SMA Indonesia Jakarta,” ucapku dengan senyum lebar di pipi.
ilutrasi.net

”Oh, kamu tuh mau ke SMA Indonesia Jakarta? Selamat ya nak sekarang apa aja yang harus Grandmom siapain?” tanya Grandmom dengan senyum nya yang terkadang mampu buatku hanyut. ”Siapin uang yang banyak aja, kalo yang lainnya biar Za yang siapin,” ucapku yang mulai ketus.


***


Beberapa bulan aku menjadi siswi SMA Indonesia Jakarta, rasa senang dan bangga selalu terukir di senyumku, tapi beberapa bulan itu juga sifatku semakin berubah terhadap Grandmom. Sampai akhirnya aku mendapat kabar dari tetanggaku kalo Grandmom kecelakaan sepulang dari pasar, air mata ku tak mampu di bendung dan segera aku berlari ke rumah sakit tempat Grandmom di rawat.
”Grandmom, maafin Za kalo Za suka gak sopan sama Grandmom. Za gak mau Grandmom pergi.” ucapku yang sanggat ketakutan melihat Grandmom terbaring lemas.
Dan setelah satu minggu kemudian Grandmom di perbolehkan pulang oleh dokter, sifatku kembali menjadi sperti beberapa tahun yang dulu. Semenjak itu aku tak pernah malu lagi mengajak Grandmom kemanapun bahkan ke sekolah, karna hanya Grandmom lah keluarga yang saat ini aku punya.(*)