KAU selalu hadir menemani hariku, meluapkan segala bentuk
emosi yang ku miliki. Kau selalu hadir disaat aku membutuhkanmu, meskipun cukup
membutuhkan tenaga dibahuku kerap kali aku membawamu pergi. Mata ini selalu tidak
pernah lepas dari banyaknya angka dan huruf yang terletak padamu.
Meskipun kamu menyebalkan, tapi tetap kamu yang terbaik
untuk ku. Tanpamu aku tidak akan pernah bisa bekerja. Aku tau kau akhir-akhir
ini mudah sekali marah, karena tingkahku yang membuatmu kesal.
Menyalakanmu sepanjang malam, tanpa istirahat semenitpun.
Yah, andaikan aku bisa memberikan kamu minum dan makan. Akan aku berikan itu
semua, demi menemaniku yang masih baru akan dunia kepenulisan.
Sesekali kau menjadi bahan pelampiasanku ketika otak dan
tubuh ini mulai merasakan lelah yang amat sangat luar biasa.
Kamu.. iya kamu..
Kamu yang selalu membuat aku bangkit lagi, membuka file-file
yang terhadalu pernah aku simpan. Klik satu persatu file yang membuka memori di
dalam otak, bahwa tanpamu, aku tidak bisa menjadi saat ini. Bahwa tanpamu, aku
tidak bisa berinovasi dengan berbagai tulisan cerpen ataupun berita, tanpamu
juga, aku tidak mungkin bisa melihat semua film yang sangat aku sukai.
Kau yang mulai memanas, dan meminta istirahat, atau
seringkali marah dengan caramu unikmu. Aku memang bukan teknisi handal jika harus
membenarkan barang sepertimu. Tapi nampaknya, aku akan menjadi dokter untuk
kesembuhan benda yang sangat hebat ini.
Jika kau memiliki kaki, aku tau apa yang akan kau lakukan,
jika kau memiliki mulut aku tau apa yang akan aku ucapkan, dan jika kau
memiliki mata aku tau bagaimana ekspresimu kepadaku setiap kali aku membukamu.
Meskipun demikian, aku tau kamu yang selalu hebat karenamu
banyak orang yang awalnya tidak tahu kini menjadi tahu, kamu juga tidak
mengenal tua ataupun muda, apalagi wanita atau pria.
____
Diikutsertakan pada tantangan #NarasiSemesta dari
@KampusFiksi