03/08/15

(1) Teman Tapi Mesra?



"DIAM!" Seorang pria tengah beradu argumen dengan beberapa orang. Entah ingin mererai ataupun ingin memulainya.


****

TAK pernah kah terfikirkan bahwa aku benar-benar menjadi sangat takut kehilanganmu?

"Jika aku pergi jangan pernah memintaku untuk kembali lagi, hanya aku yang boleh menentukan akan kembali atau tidak."

Bukankah, ucapannya terdengar sangat egois? Bukankah kita tidak bisa meminta 'hati' ingin memilih kesiapa harusnya dia berada.

"Kenapa bisa sedekat ini? Siapa yang memulai?"

Aku tak bisa menjawab, karena memang tidak faham. Bukan aku yang memilih, bukan juga kamu, bukan kita, tapi siapa? Tuhan. Pantaskah aku menyalahkan tuhan? Tak murka kah dia jika aku menyalahkannya? Tapi... Jika aku tak menyalahkan, maka siapa yang harus aku salahkan?

Hari demi hari, hubunganku dengannya kian dekat, meskipun kita seringkali bertengkar hebat dan tak jarang saling diam. Namun, selama ini yang 'memperbaiki' hubungan selalu aku. Lelah, iya.

Malam itu, aku dan dia jalan. Bandung. Kita keliling kota, mencari makanan, memperhatikan orang-orang yang sedang berlalu lalang, menebak-nebak isi kepala mereka, tak jarang aku dan dia tiba-tiba tertawa, membicarakan hal yang sebenarnya tidak kita ketahui sama sekali.

Ilustrasi
Aku terlalu sama dengannya, sifat dan karakternya, hanya saja, usia kita terlampau tiga tahun. Ya, aku lebih muda dari dia. Namun, jika sedang mengobrol aku tak merasa ada jarak usia. Aku, aku, merasa ingin selalu bersamanya.

Kebahagiaan aku dan kebahagiaan dia juga. Terlihat jelas dia sangat nyaman saat berada disampingku, tertawa, bercerita, hingga memeluk layaknya 'teman' yang sudah dekat. Aku dan dia sudah lebih dari teman. Aku dan dia sudah lebih dari teman. Aku dan dia sudah lebih, lebih, dan lebih.

Hingga pada suatu hari semua berubah 180 derajat. Dia berubah. Aku kehilangan sosoknya, aku kehilangan jantungnya, dan aku kehilangan aroma tubuhnya. Aroma tubuh yang setiap malam aku cium, jantung yang tiap malam aku dengarkan detaknya, sosok yang selalu aku pandang sepanjang malam.

Bersambung……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar