Tema : Cinta dan Benci
Judul : Moveon yang Menyakitkan
TERBANGUN di pagi yang cerah. Hari sudah berganti, namun
perasaan hati ini masih sama seperti hari kemarin. Aku benci akan perasaan yang
kadang aku tidak mengerti, terutama saat seperti ini. Bangun tidur melihat hape
dan tidak ada ucapan selamat pagi dari seseorang.
Masih dalam keadan lemas, aku memaksakan diri berjalan
ketempat yang paling aku tidak suka. Kamar mandi. Aku memang paling malas
mandi, berbeda dengan teman-teman wanita di kampusku yang selalu tampil cantik.
Seingatku, aku mulai sering mandi saat berkenalan dengan seorang pria. Aku lupa
siapa nama lengkapnya, tapi yang aku sering memanggilnya Alvin.
Aku berkenalan dengannya setelah berebut antrian di kantin,
ia mengalah. Akhirnya kita berdua makan di meja yang samaa. Sejak saat itu,
kita sering kali ngobrol di kampus. Hingga suatu hari, ada perasaan yang lain
yang aku rasakan. Bodohnya lagi, apa yang dia minta seringkali aku ikuti. Ya
salah satunya mandi.
Hubungan kita sudah seperti orang pacaran, hanya saja tidak
ada kata jadian selama kita kenal. Aku sudah dikenalkan kepada kedua keluarga
dan sahabat-sahabatnya. Begitupun sebaliknya, aku sudah mengenalkan dia ke ibu
sebagai teman.
Hinga suatu saat, Alvin pernah cerita bahwa dia ingin berpacaran
dengan gadis lain. Aku tersentak, selama ini aku terlalu banyak berharap. Awalnya
aku hanya diam saja, mundur secara perlahan, merapihkan hati yang retak. Hingga
suatu hari dia membuat aku semakin muak, dia memperlihatkan foto ciuman dengan
seorang gadis yang sudah menjadi kekasihnya.
Dia gak cerita kapan jadiannya dengan gadis tersebut,
setelah aku selidiki mereka sudah jadian 3 bulan. Ya, tepat dimana dia pernah
berkata ingin memiliki seorang kekasih. “Sorry, gue ada kelas 5 menit lagi.
Obrolan kita skip sampai disini ya. Bye,” ujarku yang mencoba menahan air mata.
Beberapa bulan aku mencoba menjauh dari dia, sedikit ada
rasa benci karena seluruh sikap dia selama ini yang membuat aku berfikiran
bahwa dia jatuh cinta ke aku. Namun, tidak dipungkiri rasa sayang yang lebih terhadapnya
masih tersimpan jelas di memori dan hati ini.
Saat ini, dia sudah benar-benar menghilang. Hilang tanpa
kabar, bahkan bodohnya aku jika berharap ada kata “Selamat Pagi” dari dia lagi.
flash fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1
dari www.nulisbuku.com di facebook dan twitter @nulisbuku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar