Mereka yang masih merengek meminta segalanya kepada orangtua, tanpa memikirkan keadaan yang sedang dialami oleh keluarganya terkadang membuat miris hati. "Gue kasian sama anak itu," hanya itu ujarku dalam hati setiap kali melihat pola seorang gadis remaja seusiaku.
Bukan karena gue iri, melainkan gue tau perihnya mencari selembar uang untuk makan seperti apa. Meskipun gue masih 19 tahun,tapi menurut gue ini usia yang sudah cukup untuk beranjak menjadi dewasa seutuhnya. Bukan, lagi mendapatkan gelar dewasa muda apalagi remaja.
Bersikap lebih dewasa dibandingkan rekan seusia, terkadang kita hanya akan mendapatkan dua opsi. yaitu dipuji dan disegani atau di caci karena sikap yang dinilai kolot. What ever, so ini yang namanya hidup!
Jangan pernah malu untuk menjadi beda, jangan pernah takut untuk memanjakan dirikamu dengan menjadi diri sendiri. Akan tetapi, kita harus tetap membuka mata dan telinga agar tetap fokus akan apa yang kita kerjakan.
Ketika bergabung dengan teman se-usiaku yang masih dihuapan oleh orangtuanya, aku terkadang ingin sekali ikut memanjakannya. Entahlah, aku sangat suka memanjakan oranglain dan tidak suka membuat oranglain bersedih. Ketika aku berada dititik yang sangat bawah, aku akan sangat sulit untuk merangkak naik, aku sangat sulit untuk membalikan keadaan seperti semula dan sebaliknya mereka yang dulu mengagumiku, hanya akan mampu mencaci akan sikap yang tidak baik.
Moody, yah.. mungkin itu aku saat ini. Jangankan memahami oranglain, memahami diri sendiri saja terkadang masih sangat sulit untuk menajdi lebih fokus akan sebuah keadaan. "Otak gue habis" kata-kata yang selalu gur lontarkan kepada Redpel, ketika sudah kehilanagn konsentrasi dan perasaan semangat menulis menjadi hilang dikarenakan kelelahan.
Gimana tidak, dari lapangan langsung ke kantor untuk menulis beberapa jam. Konsentrasi dan tenaga sudah sangat habis, aku rasa aku tidak perlu menceritakannya, dikarenakan bagi mereka yang pernah menjalankan profesi sepertiku pasti tau.
Tapi, setiap manusia memiliki kisahnya masing-masing. Untuk masalah itu, hanya aku dan tuhanku yang tau..
Bukan karena gue iri, melainkan gue tau perihnya mencari selembar uang untuk makan seperti apa. Meskipun gue masih 19 tahun,tapi menurut gue ini usia yang sudah cukup untuk beranjak menjadi dewasa seutuhnya. Bukan, lagi mendapatkan gelar dewasa muda apalagi remaja.
Bersikap lebih dewasa dibandingkan rekan seusia, terkadang kita hanya akan mendapatkan dua opsi. yaitu dipuji dan disegani atau di caci karena sikap yang dinilai kolot. What ever, so ini yang namanya hidup!
Jangan pernah malu untuk menjadi beda, jangan pernah takut untuk memanjakan dirikamu dengan menjadi diri sendiri. Akan tetapi, kita harus tetap membuka mata dan telinga agar tetap fokus akan apa yang kita kerjakan.
Ketika bergabung dengan teman se-usiaku yang masih dihuapan oleh orangtuanya, aku terkadang ingin sekali ikut memanjakannya. Entahlah, aku sangat suka memanjakan oranglain dan tidak suka membuat oranglain bersedih. Ketika aku berada dititik yang sangat bawah, aku akan sangat sulit untuk merangkak naik, aku sangat sulit untuk membalikan keadaan seperti semula dan sebaliknya mereka yang dulu mengagumiku, hanya akan mampu mencaci akan sikap yang tidak baik.
Moody, yah.. mungkin itu aku saat ini. Jangankan memahami oranglain, memahami diri sendiri saja terkadang masih sangat sulit untuk menajdi lebih fokus akan sebuah keadaan. "Otak gue habis" kata-kata yang selalu gur lontarkan kepada Redpel, ketika sudah kehilanagn konsentrasi dan perasaan semangat menulis menjadi hilang dikarenakan kelelahan.
Gimana tidak, dari lapangan langsung ke kantor untuk menulis beberapa jam. Konsentrasi dan tenaga sudah sangat habis, aku rasa aku tidak perlu menceritakannya, dikarenakan bagi mereka yang pernah menjalankan profesi sepertiku pasti tau.
Tapi, setiap manusia memiliki kisahnya masing-masing. Untuk masalah itu, hanya aku dan tuhanku yang tau..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar