“GRANDMOM” panggilku kepada nenek yang paling aku cintai di
suatu pagi. Kalian cukup panggil aku Zalla, aku sangat deket sama nenekku dan
aku sering manggilnya Grandmom. Inilah ceritaku dan Grandmom, bermula dari delalapan
tahun yang lalu.
penulis cerpen/Nida Khairiyyah @khairiyyah94 |
”Grandmom, Za gak mau di anterin Grandmom.. Za malu tau di anterin
sama nenek tua kayak Grandmom,” ucapku dengan tidak sadarnya, walaupun aku
sering mengucapkan kata yang terkadang menyakitkan hati tapi Grandmom gak
pernah memarahiku apalagi memukulku dan tau kah kalian Grandmom selalu berkata
apa kepadaku? “Kalo Zalla gak mau di anterin sama Grandmom gak papa, Grandmom
gak pernah maksa Zalla tapi Zalla mau berangkat sama siapa sekolahnya,” jawab
Grandmom dengan lembutnya.
Saat itu aku juga binggung sih mau berangkat sama siapa
soalnya aku hanya tinggal berdua sama Grandmom. “Zalla udah kelas tiga Grandmom,
Zalla bisa pergi sendiri kok lagian banyak temen Zalla yang berangkat
sendirian,” jawabku yang semakin ketus.
Grandmom lagi-lagi hanya tersenyum melihat ku. ”Ya udah, kalo
itu mau Zalla silahkan
aja,” ujar Grand Mom sambil memberiku beberapa uang
receh untuk ongkos dan jajan di sekolah.
“Za berangkat,” ujarku sambil mengambil uang yang di berikan
Grandmom, aku pun langsung berangkat tanpa menoleh ke arah Grandmom lagi,
selama di perjalanan aku sangat gembira karena berhasil lepas dari Grandmom
untuk hari ini. “Hai temen-temen,” sapaku yang tidak biasanya.
“Wah, si anak nenek udah datang nih,” ledek salah seorang
temenku yang setiap harinya selalu meledekku karena aku selalu di anterin sama
Grandmom. “Mana nenek lu Za? Biasanya suka ada id belakang lo,” tambahnya yang
semakin buat ku geram. ”Hari ini gue gak sama Grandmom, kenapa? lo kangen ya
sama Grandmom gue?” timpalku tanpa rasa takut.
”Iya nih gue kangen banget sama nenek lo pengen ngehina
lagi, oh iya nenek lu kemana emangnya? apa jangan-jangan udah mati ya?” ledek
temanku yang semakin keterlaluan, aku pun langsung menghampirinya dan
memukulnya dengan sekuat tenaga, beberapa temanku bukan mereraikan malah
memanasin kita berdua, akhirnya kami pun makin kuat berantemnya (ala perempuan
yang suka saling menarik rambut) hehe.. sampai kami pun di reraikan oleh wali kelas
dan di jewer hingga ke ruang guru.
”Ada
yang bisa menjelaskan ke ibu tentang peristiwa tadi?” tanya seorang guru dengan
tatapan yang tajam, aku dan temanku langsung membela diri sendiri secara
bersamaan dan hal hasil kami makin menambah keributan yang ada. ”STOP,” teriak
guruku yang berhasil membuatku diam dan menundukan kepala. ”kalian selalu aja
berantem, sadar dong kalian kan
temen satu kelas masa suka berantem? besok panggil orang tua kalian dan suruh
menghadap ibu, mengerti?”
”Iya bu,” jawabku yang seakan bersalah. ”Bagus, sekarang
kalian masuk kelas dan ibu gak mau mendengar kalian ribut lagi,” kita berdua
pun langsung keluar dan kembali ke kelas.
Setelah pulang sekolah aku langsung menghampiri Grandmom
yang sedang sibuk di dapur. ”Wah, cucu Grandmom udah pulang, tadi gak papa kan di jalanya?” tanya
Grandmom dengan nada hasnya. ”Besok Grandmom di panggil ibu guru, katanya ada
yang mau di bicarain,” ucapku yang tidak menghiraukan pertanyaan Grandmom tadi.
Dan esok harinya aku dan Grandmom pergi secara terpisah, dan
sama seperti kemarin temanku langsung meledekku tapi hari ini aku tidak melawannya.
”Kenapa lo Za gak ngelawan? takut ya di marahi nenek lo?” ucap temanku yang
semakin tidak mengontrol ucapannya.
Selama di sekolah aku dan Grandmom tidak bertemu sama
sekali, kami bertemu di rumah setelah aku pulang sekolah. ”Tadi bu guru ngomong
apa?” tanyaku yang penasaran sesampainya di depan pintu rumah.
”Gak ngomong apa-apa kok,”
jawab Grandmom yang buat ku curiga. ”Serius ih mom, tadi bu guru ngomong
apa ke Grandmom?” desakku. Namun Grandmom hanya tersenyum. ”Tadi bu guru cuman
minta ke Grandmom agar lebih mengajarkan sopan santun ke kamu, agar kamu gak
berantem terus di sekolah,” jawab Grandmom dengan begitu santainya.
”Grandmom gak bohong kan ?”
tanyaku kembali, dan lagi-lagi Grandmom hanya tersenyum. “Udah ah, kamu makan
gih abis itu kerjain PR dan tidur siang,” suruh Grandmom yang seolah tak mau
memperpanjang.
Enam tahun berselang, aku dan Grandmom masih saja belum akur
malahan sifat aku menjadi-jadi setelah aku lulus SMP di salah satu SMP
terpopuler di Jakarta .
“Mau masuk SMA/SMK nak?” Tanya Grandmom.
“SMA aja,” jawabku ketus.
“Kapan daftarnya?” Tanya Grandmom yang semakin penasaran.
“udah daftar, Grandmom tinggal siapin uang aja buat sekolah aku,” jawabku yang
semakin tidak sopan.
“SMA mana
emangnya nak,” Tanya nenekku kembali.
”Aduh Granmom,
banyak tanya deh Zalla pusing tau besok Zalla mau di tes di SMA yang Zalla mau
entar kalo Zalla keterima pasti Zalla kasih tau Grandmom,” ujarku sambil
berlalu pergi.
Dua minggu
kemudian pengumuman masuk ke SMA di umumkan dan Zalla termasuk di dalamnya.
”Yes, akhirnya aku masuk juga ke SMA Indonesia Jakarta,” teriakku dengan
spontan setelah membaca pengumuman itu.
Akupun bergegas
pulang karena tak sabar untuk memberitau Grandmom, dan saat di rumah. ”Grandmom
aku masuk ke SMA Indonesia Jakarta,” ucapku dengan senyum lebar di pipi.
ilutrasi.net |
”Oh, kamu tuh mau
ke SMA Indonesia Jakarta? Selamat ya nak sekarang apa aja yang harus Grandmom
siapain?” tanya Grandmom dengan senyum nya yang terkadang mampu buatku hanyut.
”Siapin uang yang banyak aja, kalo yang lainnya biar Za yang siapin,” ucapku
yang mulai ketus.
***
Beberapa bulan
aku menjadi siswi SMA Indonesia Jakarta, rasa senang dan bangga selalu terukir
di senyumku, tapi beberapa bulan itu juga sifatku semakin berubah terhadap
Grandmom. Sampai akhirnya aku mendapat kabar dari tetanggaku kalo Grandmom
kecelakaan sepulang dari pasar, air mata ku tak mampu di bendung dan segera aku
berlari ke rumah sakit tempat Grandmom di rawat.
”Grandmom, maafin
Za kalo Za suka gak sopan sama Grandmom. Za gak mau Grandmom pergi.” ucapku
yang sanggat ketakutan melihat Grandmom terbaring lemas.
Dan setelah satu
minggu kemudian Grandmom di perbolehkan pulang oleh dokter, sifatku kembali
menjadi sperti beberapa tahun yang dulu. Semenjak itu aku tak pernah malu lagi
mengajak Grandmom kemanapun bahkan ke sekolah, karna hanya Grandmom lah
keluarga yang saat ini aku punya.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar